Thomas Mun merupakan anggota kelompok ekonomi
pedagang Inggris, lebih dikenal sebagai kaum yang paling terkenal
dan paling dihormati. Kelompok ini menyarankan agar Inggris menggunakan surplus
perdagangan untuk memakmurkan negara secara ekonomi.
“Cara-cara
yang wajar... untuk meningkatkan kemakmuran dan kekayaan kita adalah dengan
perdagangan luar negeri, dimana kita harus memperhatikan aturan berikut ini:
menjual lebih banyak kepada pihak asing daripada konsumsi kita terhadap barang
mereka ... Bagian dari persediaan kita yang tidak kembali ke gudang kita harus
selalu dibawa pulang dalam bentuk kekayaan.”
Tidak
banyak yang diketahui tentang kehidupan Mun. Kakeknya bekerja di tempat percetakan
uang Kerajaan; Ayahnya adalah pedagang tekstil. Mun sendiri menjadi pedagang
sejak usia muda, tinggal di Italia selama beberapa tahun dan tak laa kemudian
berhasil mengumpulkan banyak kekayaan. Ia kemudian terlibat dalam East India
Company (Perusahaan Hindia
Timur), sebuah perusahaan gabungan milik Inggris yang berdagang terutama di
Timur jauh. Pada tahun 1615 Mun terpilih sebagai Direktur perusahaan tersebut
dan menjabat sampai ia meninggal. Setelah Mun memperoleh kekayaan dan status
sosial, ia kemudian ditunjuk menduduki jabatan di berbagai komite dan komisi
pemerintah Inggris. Sebagian besar komisi-komisi ini mengeluarkan laporan yang
berisi nama Mun sebagai bagian dari daftar panjang anggota komite itu; tetapi
sendiri hanya menulis dua buah risalah ekonomi.
Karya
pertamanya (Mun, 1621) mempertahankan Perusahaan Hindia Timur dari kritik yang
menyatakan bahwa perusahaan tersebut mengekspor emas dan perak ke Timur
(ditukar dengan rempah-rempah), dan hilangnya logam-logam mulia ini telah
membuat perekonomian Inggris merosot. Orientasi dari karya A Discourse of Trade tidaklah terlalu merkantilis.
Ketimbang mendukung surplus perdagangan dan akumulasi emas, Mun justru
mengajukan semua argumen yang ia pikir bisa mendukung perusahaan tersebut.
Ia
menyatakan bahwa negara akan menjadi makmur dengan cara yang sama seperti yang
ditempuh oleh sebuah keluarga—dengan penghematan
dan menyimpan uang lebih banyak ketimbang yang mereka keluarkan.
Demikian juga, negara dan keluarga akan miskin jika terlalu banyak menghamburkan
uang. Mun beralasan, sepanjang perusahaan Hindia Timur menghasilkan uang,
perusahaan ini tidak akan membuat Inggris bertambah miskin. Mun juga
berpendapat bahwa makanan, pakaian dan mesiu adalah kebutuhan pokok, sehingga
mengimpor barang-barang ini akan meningkatkan kemakmuran Inggris. Dipihak lain,
mengimpor barang-barang mewah sangat membahayakan negara. Tetapi menurut dia
tidak semua barang mewah itu membahayakan; beberapa barang impor dikembangkan
oleh Inggris dan kemudian di
ekspor kembali, dengan demikian menghasilkan pemasukan logam mulia ke Inggris.
Selain itu, Ia juga menyatakan bahwa barang-barang yang di impor oleh
perusahaannya pada umumnya adalah barang-barang yang dibutuhkan oleh eksportir
Inggris.
Jika
risalah Discourse ini merupakan pembelaannya terhadap
Perusahaan Hindia Timur, maka buku keduanya, yang diterbitkan sesudah ia
meninggal (1664), membuat Mun menjadi pemikir ekonomi awal yang penting. Yang
paling berharga dari karyanya ini, England’s
Treasure by Foreign Trade, adalah perspektifnya yang lebih luas. Mun tidak
lagi membela perusahaannya, tetapi ia lebih banyak mengadopsi sudut pandang
bangsa secara keseluruhan. Ia menyatakan bahwa perdagangan luar negeri akan
memperkaya negara jika perdagangan ini menghasilkan surplus. Mun juga meneliti
faktor-faktor yang menyebabkan suatu negara mendapatkan surplus perdagangan.
Terakhir Mun mengajukan serangkaian proposal yang dapat diimplementasikan oleh
para pemimpin Inggris jika mereka ingin mengingatkan posisi perdagangan
nasional.
Disamping
menjelaskan manfaat dari surplus perdagangan Mun juga menjelaskan apa yang
dapat dilakukan untuk mendorong surplus tersebut. Pertama adalah dengan kebijakan harga. Mun
menginginkan ekspor dijual pada tingkat “harga yang terbaik”; yaitu harga yang
menghasilkan pendapatan dan kekayaan yang paling banyak. Ketika Inggris
memiliki monopoli atau mendekati monopoli didunia perdagangan maka
barang-barangnya harus dijual dengan harga tinggi. Tetapi ketika persaingan
luar negeri sangat besar, barang-barang Inggris harus ditekan serendah mungkin.
Kedua, Mun menjelaskan bahwa kualitas
barang yang lebih baik akan menimbulkan permintaan yang lebih besar di
seluruh dunia dan juga akan menghasilkan ekspor yang lebih besar bagi Inggris.
Mun meminta pemerintah untuk mengatur para pengusaha pabrik dan membentuk dewan
perdagangan (yang fungsinya sama dengan Departemen Perdaganan AS sekarang).
Peraturan-peraturan ini harus tegas agar Inggris dapat memproduksi barang
dengan kualitas tinggi. Terakhir Mun menjelaskan bagaimana kebijakan pajak
nasional dapat membantu menghasilkan surplus perdagangan. Bea ekspor harus
kecil karena bea ini akan dimasukkan dalam biaya penjualan di luar negeri. Bea
impor harus rendah untuk barang yang akan di ekspor kembali, dan harus tinggi
pada barang-barang yang cenderung di konsumsi oleh warga Inggris.
Mun
dan merkantilisme mendapat kritik tajam dari ahli-ahli ekonomi lainnya pada
abad ke-18. David Hume menjelaskan bagaimana ketidak seimbangan perdagangan
akan memperbaiki dirinya sendiri secara otomatis. Francois Quesnay dan Adam
Smith, keduanya mengkritik tajam merkantilisme dan berpendapat bahwa pembatasan
peran pemerintah dalam bisnis akan memacu produksi domestik. Terakhir, David
Ricardo mendukung ajarang perdagangan bebas. Semua pandangan anti-merkantilis
ini segera mendapat dukungan luas dari hampir semua ahli ekonomi. Tapi ajaran
merkantilis ini bangkit pada abad dua puluh. John Maynard Keynes memuji
merkantilis karena pengakuannya bahwa permintaan yang ditimbulkan dari surplus
perdagangan akan menaikkan pertumbuhan ekonomi. Di Asia, jepang sendiri
mengangkat semangat merkantilis dalam meningkatkan perekonomiannya.
Walaupun
Mun tidak begitu dihargai oleh ekonom-ekonom di masa kini, dan meskipun Mun
tidak membuat sebuah penemuan terobosan, ia telah meningglkan tanda dalam
sejarah ekonomi. Gagasan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah seharusnya
menciptakan surplus perdagangan, dan gagasan bahwa cara untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi adalah melalui pertumbuhan ekspor, merupakan kontribusinya
yang abadi.
Karya-karya Mun
A Discourse of Trade from England unto
the East Indies(1621)
dalam Early English Tracts on
Commerce, John R. McCulloch, Cambridge, Cambridge University Press, 1954.
England’s Treasure by Foreign Trade (1664) dalam Early English Tracts on Commerce,
John R. McCulloch, Cambridge, Cambridge University Press, 1954.
Karya-karya
Tentang Mun
Buck, Philip W, The Policies of Mercantilism,
New York, Octagon Books, 1964.
Johnson, E.A.J., Predecessors of Adam Smith: The
Growth of British Economic Trought, New
York, August M. Kelley, 1965.
Magnusson,Lars, Mercantilism: The Shaping of an
Economic Language, New York
and London, Routledge, 1994.
Referensi Lain
Johnson, Chalmers, MITI and the Japanese Miracle: The
Growth of Industrial Policy, Stanford
University Press, 1982.
Keynes, John Maynard, The General Theory of Employment,
Interest and Money (1936),
New York, Harcourt Brace & World, 1964.
(Sumber : Pressman, Steven, Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia,
Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 1999. dan berbagai sumber)
Inti
Sari Gagasan Thomas Mun
:
-
Surplus
Ekspor Luar Negeri (Meningkatkan ekspor luar negeri dan mengurangi impor ke
dalam negeri
-
Mencari
sumber Impor yang lebih murah, seperti Negara India
-
Barang
mewah yang dapat di import adalah Logam mulia (bernilai tinggi) dan dapat
diekspor dengan nilai tinggi juga.